20 Juni 2023

Ketika Wali Kota Eri Wisuda Keluarga Lulus Gamis Berkat Padat Karya

SURABAYA-Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mendapat kejutan istimewadi acara Semarak Harlah Yamatas ke-2 yang digelar di Sport Center UniversitasIslam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) pada Senin (29/5/2023). Dalam acaratersebut, Wali Kota Eri didatangi seorang ibu yang berpakaian toga, layaknyawisudawan.

Ibu itu lalu memperkenalkan diri bernama Dewi Munir dari KelurahanMorokrembangan, Kecamatan Krembangan. Di depan Wali Kota Eri dan sejumlah kepaladinas yang hadir, ia menyampaikan dulunya penerima Program Gamis (KeluargaMiskin). Sejak beberapa bulan lalu, ia bergabung dengan padat karya SumberMulia Barokah yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya bersama Yamatas.

“Sejak bergabung dengan padat karya, penghasilan keluarga kamimeningkat. Dulu hanya suami saya yang bekerja dan penghasilannya hanya sekitarRp300 ribu per minggu,” jelas Dewi Murni sambut tepuk tangan.

Ia menambahkan sejak masuk padat karya, penghasilan yang ia dapatmencapai Rp3 juta per minggu. Ia juga sanggup menyekolahkan dua anaknya di UniversitasAirlangga (Unair) serta bisa membenahi rumah.

Dalam kesempatan itu, ia meminta izin Wali Kota Eri untukmelepaskan statusnya sebagai keluarga miskin (gamis). Bahkan, ia juga siapmencopot stiker merah bertuliskan keluarga miskin di rumahnya.


“Saya sangat berterimakasih atas program padat karya Pak Eri, jajaranPemkot Surabaya, dan Yamatas. Besar harapan saya, teman-teman yang masih gamis,bisa bekerja dan berkarya seperti saya, sehingga bisa lulus juga sepertikeluarga kami. Sekali lagi terimakasih banyak,” kata Dewi disambut tepuk tamu yanghadir.

Ditemui seusai acara, Dewi bersama suaminya mengakui keluarganya mengalamiperubahan drastis di bidang perekonomian. Perubahan itu ia dapat setelahbergabung dengan program padat karya, khususnya di Koperasi Sumber MuliaBarokah. Ia juga mengakui bahwa program padat karya yang dicetuskan Wali KotaEri sangat bermanfaat untuk mengentas keluarganya dari garis kemiskinan.

“Tadi saya sampaikan siap keluar dari program gamis, mencopotstiker keluarga miskin di rumah dan tidak lagi menerima bantuan PKH dansebagainya. Saya akan fokus di program padat karya,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Eri sangat bersyukur karena di harlah Yamatasyang kedua ini sudah banyak membantu keluarga miskin melalui koperasinya.Bahkan, sudah ada yang dibantu hingga bisa keluar dari status warga miskinnya.


“Sampai tadi beliau mengatakan ingin dicopot stiker keluargamiskinnya. Nah, warga yang sudah lepas status miskinnya akan kita undang diHari Jadi Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri.

Ia mengaku sangat bangga kepada keluarga yang sudah lulus darikeluarga miskin hingga mencopot stiker di rumah. Bagi Wali Kota Eri, keluargaini sangat patut dicontoh karena semangatnya sangat luar biasa. “Saya berharapke depan semakin banyak keluarga miskin di Surabaya yang lepas status gamis dengansentuhan batiniah dan lahiriahnya,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mentasbihkan Dewi Murni bersamasuaminya sebagai guru baginya. Sebab, Wali Kota Eri menilai keluarga ini sudahmengajarkan bagaimana bisa berdiri dengan kekuatannya. Bahkan dengan susahpayah bekerja dan berusaha demi keluarganya, dan mengajarkan hidup harus terusberusaha. Menurutnya tangan di atas jauh lebih baik daripada tangan di bawah.

“Makanya mulai saat ini, saya tasbihkan jenengan ini adalah gurusaya untuk menciptakan kebaikan dan kekuatan di Kota Surabaya, agar kota inimenjadi lebih baik ke depannya,” pungkasnya. 

Bagikan edisi ini