WAKIL Ketua DPRD Surabaya, A Hermas Thony
mengajak warga mengatasi persoalan banjir di Kota Pahlawan. Upaya itu
diharapkan dengan dengan menghentikan kebiasaan membuang sampah di sembarangan.
Selain itu, DPRD Surabaya juga mendukung proyek percepatan pembuatan saluran box culvert dan bozem hingga pompa air.
Pimpinan DPRD juga melarang keras warga
membuang sampah di saluran air atau sungai. Perilaku tersebut kelihatan sepele,
tapi bisa memunculkan masalah besar. Bahkan tidak jarang mereduksi efektifitas
saluran. Akhirnya banyak saluran air penuh sampah, mulai dari sampah plastik,
hingga pembalut atau pempers.
Ada juga warga membuang bantal yang sudah tidak
terpakai di saluran air. Akibatnya, saluran tersumbat. Buntutnya adalah
genangan maupun banjir bila terjadi hujan deras dengan durasi yang cukup lama.
“Kalau budaya buang sampah di saluran itu tidak
dihentikan, bersiaplah kota ini berakrab dengan banjir. Saatnya Satgas Sampah
dan Satpol PP siaga di setiap saluran air,” tegas AH Thony menanggapi banjir
yang masih terjadi di Surabaya, Selasa (16/4/2024).
Oleh karena itu, penanganan banjir harus terus
menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Menurutnya, dampak banjir sangat
luas dan tidak sekadar merepotkan mobilitas warga. Banjir juga menyebabkan aktivitas
ekonomi terganggu dan tersebarnya berbagai penyakit.
Saat ini sudah ada Perda 1/2019 tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan. Salah satunya melarang warga membuang sampah
sembarangan. Sanksinya adalah tindak pidana ringan dengan denda Rp 75.000.
Namun, Perda Sampah ini dinilai sebatas aksesoris, tanpa penegakan maksimal.
Oleh karena itu, AH Thony mendesak Satpol PP
dan Satgas Sampah bekerja lebih optimal. Dengan anggota yang ada, Satpol PP
sebagai penegak Perda harus turun, siaga di titik rawan warga membuang sampah
di saluran.
Pimpinan DPRD Surabaya kerap turun ke sejumlah
kawasan dan perkampungan. Kerap dijumpai saluran air maupun got yang buntu di perkampungan.
Menurut Thony, banyak warga yang acuh dengan kondisi tersebut. Tidak ada
gerakan warga untuk membersihkan got.
AH Thony mengajak semua warga menggelorakan
daya juang dengan bergotong-royong peduli terhadap lingkungan. “Masak
membersihkan got saja nunggu arahan pemkot. Mari lurah, RT RW di
kampung-kampung menggerakkan kerja bakti. Apalagi rata-rata banjir di kampung
karena got mampet,” kata AH Thony.
Ia juga berharap Dinas PU Sumber Daya Air juga
rutin melakukan pengengecekan di setiap saluran air, terutama saluran primer
atau sekunder. Ia meminta agar saluran di perkampungan harus terkoneksi satu
sama lain.
Di sisi lain, pria asal Bojonegoro ini terus
mendorong Pemkot Surabaya menuntaskan proyek saluran box culvert dan proyek lain yang terkoneksi satu sama lain. Dia
mengungkapkan, air diyakini sebagai sumber kehidupan, tapi kalau melimpah dan
menggenang akan menjadi petaka.