17 April 2024

DPRD Surabaya Ajak Warga Hentikan Buang Sampah di Saluran untuk Atasi Banjir

WAKIL Ketua DPRD Surabaya, A Hermas Thony mengajak warga mengatasi persoalan banjir di Kota Pahlawan. Upaya itu diharapkan dengan dengan menghentikan kebiasaan membuang sampah di sembarangan. Selain itu, DPRD Surabaya juga mendukung proyek percepatan pembuatan saluran box culvert dan bozem hingga pompa air.

Pimpinan DPRD juga melarang keras warga membuang sampah di saluran air atau sungai. Perilaku tersebut kelihatan sepele, tapi bisa memunculkan masalah besar. Bahkan tidak jarang mereduksi efektifitas saluran. Akhirnya banyak saluran air penuh sampah, mulai dari sampah plastik, hingga pembalut atau pempers.

Ada juga warga membuang bantal yang sudah tidak terpakai di saluran air. Akibatnya, saluran tersumbat. Buntutnya adalah genangan maupun banjir bila terjadi hujan deras dengan durasi yang cukup lama.

“Kalau budaya buang sampah di saluran itu tidak dihentikan, bersiaplah kota ini berakrab dengan banjir. Saatnya Satgas Sampah dan Satpol PP siaga di setiap saluran air,” tegas AH Thony menanggapi banjir yang masih terjadi di Surabaya, Selasa (16/4/2024).

Oleh karena itu, penanganan banjir harus terus menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Menurutnya, dampak banjir sangat luas dan tidak sekadar merepotkan mobilitas warga. Banjir juga menyebabkan aktivitas ekonomi terganggu dan tersebarnya berbagai penyakit.

Saat ini sudah ada Perda 1/2019 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan. Salah satunya melarang warga membuang sampah sembarangan. Sanksinya adalah tindak pidana ringan dengan denda Rp 75.000. Namun, Perda Sampah ini dinilai sebatas aksesoris, tanpa penegakan maksimal.

Oleh karena itu, AH Thony mendesak Satpol PP dan Satgas Sampah bekerja lebih optimal. Dengan anggota yang ada, Satpol PP sebagai penegak Perda harus turun, siaga di titik rawan warga membuang sampah di saluran.

Pimpinan DPRD Surabaya kerap turun ke sejumlah kawasan dan perkampungan. Kerap dijumpai saluran air maupun got yang buntu di perkampungan. Menurut Thony, banyak warga yang acuh dengan kondisi tersebut. Tidak ada gerakan warga untuk membersihkan got.

AH Thony mengajak semua warga menggelorakan daya juang dengan bergotong-royong peduli terhadap lingkungan. “Masak membersihkan got saja nunggu arahan pemkot. Mari lurah, RT RW di kampung-kampung menggerakkan kerja bakti. Apalagi rata-rata banjir di kampung karena got mampet,” kata AH Thony.

Ia juga berharap Dinas PU Sumber Daya Air juga rutin melakukan pengengecekan di setiap saluran air, terutama saluran primer atau sekunder. Ia meminta agar saluran di perkampungan harus terkoneksi satu sama lain.

Di sisi lain, pria asal Bojonegoro ini terus mendorong Pemkot Surabaya menuntaskan proyek saluran box culvert dan proyek lain yang terkoneksi satu sama lain. Dia mengungkapkan, air diyakini sebagai sumber kehidupan, tapi kalau melimpah dan menggenang akan menjadi petaka. 

Bagikan edisi ini